Minggu, 02 Maret 2014

penulisan karya ilmiah akademik




MAKALAH BAHASA INDONESIA
KARYA ILMIAH AKADEMIK






Disusun Oleh :
Yulian Rozi                                      (130801335)
Bernadus Andy Setyo Pantoro        (130801344)
Muryaningsih                                   (130801400)
            Dosen Pengampu        : Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum
            Mata Kuliah                : Bahasa Indonesia B

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
TAHUN AJARAN 2014
I.                   PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Menulis bagi kebanyakan orang memang tidak mudah, tetapi sebagian orang beranggapan sebaliknya. Sesungguhnya menulis dipengaruhi oleh kebiasaan membaca yang memiliki peran dan pengaruh yang sangat besar.
Selain dipengaruhi oleh banyak sedikitnya bahan bacaan yang dicerna oleh seseorang dalam menulis, terutama bagi yang bersifat ilmiah, sangat dikendalikan oleh aturan aturan penulisan yang sifatnya cenderung konvensional dan berlaku universal.
Dikatakan berlaku konvensional karena didalamnya terdapat aturan aturan penulisan yang mau tidak mau harus diikuti oleh seseorang, misalnya karya ilmiah akademik. Karya ilmiah akademik adalah contoh dari karya ilmiah yang harus dibuat oleh para siswa, mahasiswa, dan karyasiswa yang harus mengikuti ketentuan ketentuan baku yang berlaku dalam ketentuan karya ilmiah atau disebut sebagai panduan ilmiah.
Hadirnya panduan ilmiah dapat dipandang  memudahkan karena setiap orang tinggal mengikutinya secara konsisen satu demi satu. Disisi lain, juga dapat dianggap hal yang menyulitkan karena orang tidak lagi dapat bebas dalam bereksprsi lewat tulisan itu.
Menulis karya ilmiah juga dapat dikatakan berdimensi universal, maksudnya adalah karya ilmiah itu baik formal maupun esensinya diterima dan dipahami secara sama oleh masyarakat ilmiah yang berada diseluruh dunia.
I.2 Rumusan Masalah
1.      bagaimana mahasiswa memerantikan diksi yang tepat?
2.      bagaimana mahasiswa menyusun kalimat dan paragraf yang efektif?
3.      bagaimana mahasiswa menulis karya ilmiah akademis yang baik dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar?

I.3 Tujuan
1.      Mahasiswa mampu memerantikan diksi yang tepat
2.      Mahasiswa mampu menyusun kalimat dan paragraf yang efektif
3.      Mahasiswa mampu menulis karya ilmiah akademis yang baik dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar


II.                PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang Masalah dan Rumusan Masalah
Dalam menulis karya ilmiah akademik dalam hal latar belakang masalah dan rumusan masalah harus diperhatikan ketentuan-ketentuan berikut ini.
1.      Diuraikan dengan penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya
2.      Diuraikan kegunaan praktis hasil analisis
3.      Diungkapkan masalah utama secara jelas, lazimnya dalam bentuk pertanyaan. Gunakanlah kata Tanya yang menuntut analisis (bagaimana, mengapa). Kata Tanya (apa) tidak menuntut analisis.
B. Ilwah Tujuan penulisan
Adapun berkenaan dengan tujuan penulisan, silakan diperhatikan ketentuan-ketentuan berikut ini,
1.   Diuraikan target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya : mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y
C. Ilwah Hipotesis
Tidak semua karya ilmiah ditulis dengan mencantmkan hipotesis. Sebuah hipotesis hanya diperlukan dalam pembuktian dalil tertentu. Apabila hipotesis harus dimunculkan, maka haris diperhatikan uraian berikut ini.
1.      Secara etimologis, kata hipotesis berasal dari bahasa Yunani, hypo atau hupo artinya kurang dari, atau sebelum. Tesis juga bersal dari bahasa yunani yang artinya adalah dalil, hokum, pedapat, kata kesimpulan. Jadi kata hipotesis artinya ‘sebelum dalil’ karena dalil sementara belum dibuktikan kebenarannya lewat penelitian. Maka agar menjadi dalil yang sesungguhnya harus dibuktikan dalam keseluruhan proses analisis penelitian. Hipotesis pada akhirnya berubah menjadi teori setelah melewati tahapan pembuktian.
2.      Hipotesis bisa salah bisa benar. Jika dalam penelitian ternyata terbukti bahwa hipotesis itu salah, harus dibuat lagi penelitian yang baru, artinya dengan hipotesis yang terbukti salah itu penelitian baru sebagai kelanjutan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Jadi kalau hipotesis itu keliru tidak berarti bahwa rumusan hipotesis itu keliru atau penelitiannya keliru. Konon Johan Kepler (1571-1630) seorang ilmuwan jerman didalam penelitian astronominya telah membuat 19 hipotesis yang semuanya dibantahnya sendri. Dia adalah pendahulu dari Isaac Newton.
Hipotesis dalam sebuah karya ilmiah lazimnya berisi hal-hal berikut ini.
1.      Antiseden : adalah bagian kalimat dalam hipotesis yang diawali oleh kata-kata ‘jika’, ‘seandainya’, atau ‘seandainya tidak’.
2.      Konsekuen : harus dibuat bertautan dengan antiseden. Sebuah konsekuen harus dilakukan dengan pembuktian kebenaran dalam pelaksanaan penelitian
3.      Dependen : hubungan antara antiseden dan konsekuen. Hubungan itu harus merupakan hubungan sebab dan akibat yang benar.
Adapun beberapa macam hipotesis dapat disampaikan berikut ini
1.      Hipotesis deskriptif : hipoteis ini ditunjukkan untuk mendemontrasikan dugaan sementara tentang bagaimana benda benda, peristiwa-peristiwa dapat terjadi. Misalnya : bagaimana bumi terbentuk? Bagaimana sungai terbentuk? Bagaimana manajemen terbentuk? Bagaimana proses manajemen bekerja?
2.      Hipotesis argumentatif : hipotesis ini digunakan untuk menunjukkan mengapa benda-benda atau peristiwa-peristiwa terjadi. Mengapa bumi berbentuk bulat? Mengapa matahari panas? Mengapa pendapatan masyarakat terus berkurang? Mengapa masyarakat tetap miskin?
3.      Hipotesis kerja : hipotesis ini digunakan untuk menjelaskan akibat-akibat dari seatu sebab. Hipotesis ini digunakan untuk menjeaskan bahwa seandainya variable berubah maka variable lain akan berubah pula. Fungsi dari hipotesis kerja ini adalah sebagai penuntun penelitian.
4.      Hipotesis nol : hipotesis ini dirumuskan untuk memeriksa ketidakbenaran suatu dalil atau teori yang kemudian akan ditolak dengan pembuktian-pembuktian  yang sah.
D. Ilwah Abstrak
Berkaitan dengan abstrak dalam sebauh karangan ilmiah, hal hal berikut ini mohon diperhatikan dengan baik.
1.      Abstrak merupakan bentuk penyajian singkat sebuah laporan atau dokumen yang ditulis secara teknis, teliti, tanpa kritik, atau penafsiran penulis abstrak.
2.      Abstrak juga didapat didefinisikan sebagai pernyataan singkat tetapi akurat dari isi laporan atau dokumen tanpa menambah tafsiran atau kritik dan tanpa membedakan untuk siapa abstrak tersebut dibuat (American national standard institute)
3.      Abstrak dapat juga didefinisikan sebagai uraian singkat tetapi akurat yang mewakili isi dokumen, tanpa menambah interpretasi atau kritik dan tanpa melihat siapa pembuat abstrak tersebut ( ISO 214-1976)
E. Cara Kerja Penyusunan Karangan Ilmiah
Data yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam kualifikasi sempurna kemudian dianalisis(diinterpretasi, ditafsirkan, dibahas, diuraikan, dijabarkan, dipaparkan, dideskripsikan) dengan alat-alat analisis yang jelas. Alat-alat analisis itu bisa berupa teori-teori relevan yang menjadi dasar ancangan analisis dan tolak ukur/parameter yang dikenakan.
1.      Data harus dianalisis dengan tetap cermat sambil mempertimbangkan berbagai persyaratan, berbagai kendala, aneka asumsi, dan teori-teori relevan yang menjadi dasar ancangan penelitiannya.
2.      Dengan cara kerja demikian itu akan dapat dihasilkan simpulan yang credible, yang tepat, yang akurat.
3.      Dari analisis yang demikian itu, lalu akan dapat dimunculkan saran-saran penelitian yang sngguh bermanfaat(jelas, relevan, operasional). Jelas, maksudnya saran itu konkrit, tidak samar-samar. Relevan, maksudnya saran itu harus sesuai dengan judul dan masalahnya. Operasional, maksudnya harus bisa dilaksanakan tidak boleh mengawang-ngawang, tidak boleh hanya merupakan utopia-utopia.
4.      Terakhir, dapat juga dirumuskan implikasi penelitian yang tepat. Dengan rumusan itu, maka ada semacam jaminan bahwa kelanjutan penelitian serupa akan dilaksanakan. Bisa pula penelitian lain itu mengambil dimensi berbeda, sekalipun obyek sasaran penelitian masih tetap sama.
F. Empat langkah Penyediaan Data
1.      Penentuan sumber data haruslah tepat: sumber data haruslah genah, haruslah ditemukan secara purposive , dengan segala pertimbangan dan resiko demi data yang berkualitas sempurna untuk dianalisis.
2.      Inventarisasi data: pengumpulan/penyediaan data dari sumber data yang sungguh credible dan dari khasanah data yang tepat. Data juga harus dapat ditemukan dengn memadai atau bahkan melimpah sehingga ada kesempatan bagi peneliti untuk mengesampingkan data yang ‘nakal’.
3.      Seleksi data: data yang telah ditemukan dan telah diinventarisasikan dengan baik, langkah selanjutnya adalah seleksi data. Data dipisahkan menjadi data yang baik, data yang kurang baik, dan data yang tidak baik atau nakal.
4.      Klasifikasi data: setelah seleksi dilakukan,data itu diklasifikasi, digolong-golongkan seperlunya disesuaikan dengan tujuan analisisnya. Data yang telah diklasifikasi dengan sempurna inilah yang kemudian dapat dikenai metode analisis data. Artinya pula, hanya setelah data terklarifikasi dengan sempurna analisis data dapat dilakukan.
G. Aspek-aspek dalam Analisis Data
1.      Persyaratan : beberapa hal yang dipersyaratkan oleh pihak lain di luar kekuasaan penulis/ peneliti.
2.      Kendala : beberapa kelemahan melekat atau constraint yang terjadi di luar kekuasaan penulis/peneliti.
3.      Asumsi : anggapan-anggapan yang harus dibuat oleh penulis/peneliti demi terwujudnya sebuah karya ilmiah. Sebuah karya ilmiah harus terwujud hanya karena ada asumsi-asumsi yang ‘diamini’ atau ‘diiyakan’ oleh peneliti itu sendiri.
4.      Tolok ukur/criteria/parameter/pendekatan : ukuran-ukuran yang digunakan dalam menilai data ketika data itu dianalisis. Lazimnya ada dua kemungkinan, yaitu kualitatif, kuantutatif, atau kuantitatif-kualitatif.
5.      Ancangan teori : hampiran/ancangan/kerangka dasar teori yang dipakai sebagai ‘framework’ (kerangka kerja) dan sebagai ‘jendela’ didalam menkaji data. Dengan ancangan teori yang tepat dimungkinkan terlahir hasil analisis yang juga tepat.
6.      Simpulan : suatu simpulan yang benar, yang mantap, dan lazimnya bersifat deduktif, hanya akan diperoleh lewat proses analisis yang benar dan mantap,
H. Berpikir Linier dalam Karangan Ilmiah
            Berpikir linier merupakan proses yang paling lazim didalam penyusunan karya ilmiah.. masukan penelitian yang berupa data penelitian yang siap untuk dianalisis (dengan segala pertimbangan kendala dan asumsi yang ada) lalu data itu dianalisis, diolah, diinterpretasi, diuraikan, dipaparkan, dideskripsikan dengan memakai ancangan analisis dan tolok ukur yang tepat. Jadi alur berpikir yang sedemikian ini bersifat lurus, berciri linier.
1.      Linier dengan tinjauan kebelakang
Proses berpikir linier dengan tinjauan kebelakang merupakan mengembangan dari proses berpikir linier. Setiap persoalan penelitian dipecahkan dengan ‘tinjauan ke belakang’, tetapi proses penelitian terus dijaga agar bergerak hijau. Umpan balik atau ‘tinjauan ke belakang’ ini dilakukan setelah kesimpulan tahap akhir ditemukan.
2.      Linier berulang
3.      Linier melingkar
Pada proses berpikir linier melingkar ini terjadi umpan balik terhadap tahapan pemikiran sebelumnya. Setelah penarikan kesimpulan akhir, diadakan tinjauan kembali atau ‘feedback’ terhadap setiap tahap pemikiran yang telah dilewati. Pada setiap tahap yang sedang berlangsung diadakan tinjauan terhadap pemikiran selanjutnya.


SIMPULAN
Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan, yaitu sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh masyarakat akademik. Adapun yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah akademik adalah:
1.      ihwal latar belakang masalah dan rumusan masalah
2.      ihwal tujuan penulisan
3.      ihwal hipotesis
4.      ihwal abstrak
5.      cara kerja penyusunan karangan ilmiah, empat langkah penyediaan data yang terdiri dari penentuan sumber data, inventarisasi data, seleksi data, dan klasifikasi data
6.      aspek-aspek dalam analisis data
7.      berfikir linier dalam karangan ilmiah yang terdiri linier dengan tinjauan ke belakang, linier berulang, dan linier melingkar


DAFTAR PUSTAKA
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga, 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar