MAKALAH BAHASA INDONESIA
KARYA ILMIAH AKADEMIK
Disusun Oleh :
Yulian Rozi (130801335)
Bernadus Andy Setyo Pantoro (130801344)
Muryaningsih (130801400)
Dosen Pengampu : Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia B
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
TAHUN AJARAN 2014
I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
Menulis bagi kebanyakan orang memang
tidak mudah, tetapi sebagian orang beranggapan sebaliknya. Sesungguhnya menulis
dipengaruhi oleh kebiasaan membaca yang memiliki peran dan pengaruh yang sangat
besar.
Selain dipengaruhi oleh banyak
sedikitnya bahan bacaan yang dicerna oleh seseorang dalam menulis, terutama
bagi yang bersifat ilmiah, sangat dikendalikan oleh aturan aturan penulisan
yang sifatnya cenderung konvensional dan berlaku universal.
Dikatakan berlaku konvensional
karena didalamnya terdapat aturan aturan penulisan yang mau tidak mau harus
diikuti oleh seseorang, misalnya karya ilmiah akademik. Karya ilmiah akademik
adalah contoh dari karya ilmiah yang harus dibuat oleh para siswa, mahasiswa,
dan karyasiswa yang harus mengikuti ketentuan ketentuan baku yang berlaku dalam
ketentuan karya ilmiah atau disebut sebagai panduan ilmiah.
Hadirnya panduan ilmiah dapat
dipandang memudahkan karena setiap orang
tinggal mengikutinya secara konsisen satu demi satu. Disisi lain, juga dapat
dianggap hal yang menyulitkan karena orang tidak lagi dapat bebas dalam
bereksprsi lewat tulisan itu.
Menulis
karya ilmiah juga dapat dikatakan berdimensi universal, maksudnya adalah karya
ilmiah itu baik formal maupun esensinya diterima dan dipahami secara sama oleh
masyarakat ilmiah yang berada diseluruh dunia.
I.2 Rumusan Masalah
1. bagaimana
mahasiswa memerantikan diksi yang tepat?
2. bagaimana
mahasiswa menyusun kalimat dan paragraf yang efektif?
3. bagaimana
mahasiswa menulis karya ilmiah akademis yang baik dengan menggunakan bahasa
indonesia yang baik dan benar?
I.3 Tujuan
1. Mahasiswa
mampu memerantikan diksi yang tepat
2. Mahasiswa
mampu menyusun kalimat dan paragraf yang efektif
3. Mahasiswa
mampu menulis karya ilmiah akademis yang baik dengan menggunakan bahasa
indonesia yang baik dan benar
II.
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang Masalah dan Rumusan Masalah
Dalam menulis karya ilmiah akademik
dalam hal latar belakang masalah dan rumusan masalah harus diperhatikan
ketentuan-ketentuan berikut ini.
1. Diuraikan
dengan penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan
diuraikan jawabannya
2. Diuraikan
kegunaan praktis hasil analisis
3. Diungkapkan
masalah utama secara jelas, lazimnya dalam bentuk pertanyaan. Gunakanlah kata
Tanya yang menuntut analisis (bagaimana, mengapa). Kata Tanya (apa) tidak
menuntut analisis.
B. Ilwah Tujuan penulisan
Adapun berkenaan dengan tujuan
penulisan, silakan diperhatikan ketentuan-ketentuan berikut ini,
1. Diuraikan
target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya : mendeskripsikan
hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan
dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y
C. Ilwah Hipotesis
Tidak semua karya ilmiah ditulis
dengan mencantmkan hipotesis. Sebuah hipotesis hanya diperlukan dalam
pembuktian dalil tertentu. Apabila hipotesis harus dimunculkan, maka haris
diperhatikan uraian berikut ini.
1. Secara
etimologis, kata hipotesis berasal dari bahasa Yunani, hypo atau hupo artinya
kurang dari, atau sebelum. Tesis juga bersal dari bahasa yunani yang artinya
adalah dalil, hokum, pedapat, kata kesimpulan. Jadi kata hipotesis artinya
‘sebelum dalil’ karena dalil sementara belum dibuktikan kebenarannya lewat
penelitian. Maka agar menjadi dalil yang sesungguhnya harus dibuktikan dalam
keseluruhan proses analisis penelitian. Hipotesis pada akhirnya berubah menjadi
teori setelah melewati tahapan pembuktian.
2. Hipotesis
bisa salah bisa benar. Jika dalam penelitian ternyata terbukti bahwa hipotesis
itu salah, harus dibuat lagi penelitian yang baru, artinya dengan hipotesis
yang terbukti salah itu penelitian baru sebagai kelanjutan penelitian yang
dilakukan sebelumnya. Jadi kalau hipotesis itu keliru tidak berarti bahwa
rumusan hipotesis itu keliru atau penelitiannya keliru. Konon Johan Kepler
(1571-1630) seorang ilmuwan jerman didalam penelitian astronominya telah
membuat 19 hipotesis yang semuanya dibantahnya sendri. Dia adalah pendahulu
dari Isaac Newton.
Hipotesis dalam sebuah karya ilmiah lazimnya berisi
hal-hal berikut ini.
1. Antiseden
: adalah bagian kalimat dalam hipotesis yang diawali oleh kata-kata ‘jika’,
‘seandainya’, atau ‘seandainya tidak’.
2. Konsekuen
: harus dibuat bertautan dengan antiseden. Sebuah konsekuen harus dilakukan
dengan pembuktian kebenaran dalam pelaksanaan penelitian
3. Dependen
: hubungan antara antiseden dan konsekuen. Hubungan itu harus merupakan
hubungan sebab dan akibat yang benar.
Adapun beberapa macam hipotesis dapat disampaikan
berikut ini
1. Hipotesis
deskriptif : hipoteis ini ditunjukkan untuk mendemontrasikan dugaan sementara
tentang bagaimana benda benda, peristiwa-peristiwa dapat terjadi. Misalnya :
bagaimana bumi terbentuk? Bagaimana sungai terbentuk? Bagaimana manajemen
terbentuk? Bagaimana proses manajemen bekerja?
2. Hipotesis
argumentatif : hipotesis ini digunakan untuk menunjukkan mengapa benda-benda
atau peristiwa-peristiwa terjadi. Mengapa bumi berbentuk bulat? Mengapa
matahari panas? Mengapa pendapatan masyarakat terus berkurang? Mengapa
masyarakat tetap miskin?
3. Hipotesis
kerja : hipotesis ini digunakan untuk menjelaskan akibat-akibat dari seatu
sebab. Hipotesis ini digunakan untuk menjeaskan bahwa seandainya variable
berubah maka variable lain akan berubah pula. Fungsi dari hipotesis kerja ini
adalah sebagai penuntun penelitian.
4. Hipotesis
nol : hipotesis ini dirumuskan untuk memeriksa ketidakbenaran suatu dalil atau
teori yang kemudian akan ditolak dengan pembuktian-pembuktian yang sah.
D. Ilwah Abstrak
Berkaitan dengan abstrak dalam
sebauh karangan ilmiah, hal hal berikut ini mohon diperhatikan dengan baik.
1. Abstrak
merupakan bentuk penyajian singkat sebuah laporan atau dokumen yang ditulis
secara teknis, teliti, tanpa kritik, atau penafsiran penulis abstrak.
2. Abstrak
juga didapat didefinisikan sebagai pernyataan singkat tetapi akurat dari isi
laporan atau dokumen tanpa menambah tafsiran atau kritik dan tanpa membedakan
untuk siapa abstrak tersebut dibuat (American national standard institute)
3. Abstrak
dapat juga didefinisikan sebagai uraian singkat tetapi akurat yang mewakili isi
dokumen, tanpa menambah interpretasi atau kritik dan tanpa melihat siapa
pembuat abstrak tersebut ( ISO 214-1976)
E. Cara Kerja Penyusunan Karangan Ilmiah
Data yang telah dikumpulkan dan
disajikan dalam kualifikasi sempurna kemudian dianalisis(diinterpretasi,
ditafsirkan, dibahas, diuraikan, dijabarkan, dipaparkan, dideskripsikan) dengan
alat-alat analisis yang jelas. Alat-alat analisis itu bisa berupa teori-teori
relevan yang menjadi dasar ancangan analisis dan tolak ukur/parameter yang
dikenakan.
1. Data
harus dianalisis dengan tetap cermat sambil mempertimbangkan berbagai
persyaratan, berbagai kendala, aneka asumsi, dan teori-teori relevan yang
menjadi dasar ancangan penelitiannya.
2. Dengan
cara kerja demikian itu akan dapat dihasilkan simpulan yang credible, yang
tepat, yang akurat.
3. Dari
analisis yang demikian itu, lalu akan dapat dimunculkan saran-saran penelitian
yang sngguh bermanfaat(jelas, relevan, operasional). Jelas, maksudnya saran itu
konkrit, tidak samar-samar. Relevan, maksudnya saran itu harus sesuai dengan
judul dan masalahnya. Operasional, maksudnya harus bisa dilaksanakan tidak
boleh mengawang-ngawang, tidak boleh hanya merupakan utopia-utopia.
4. Terakhir,
dapat juga dirumuskan implikasi penelitian yang tepat. Dengan rumusan itu, maka
ada semacam jaminan bahwa kelanjutan penelitian serupa akan dilaksanakan. Bisa
pula penelitian lain itu mengambil dimensi berbeda, sekalipun obyek sasaran
penelitian masih tetap sama.
F. Empat langkah Penyediaan Data
1. Penentuan
sumber data haruslah tepat: sumber data haruslah genah, haruslah ditemukan
secara purposive , dengan segala pertimbangan dan resiko demi data yang
berkualitas sempurna untuk dianalisis.
2. Inventarisasi
data: pengumpulan/penyediaan data dari sumber data yang sungguh credible dan
dari khasanah data yang tepat. Data juga harus dapat ditemukan dengn memadai
atau bahkan melimpah sehingga ada kesempatan bagi peneliti untuk
mengesampingkan data yang ‘nakal’.
3. Seleksi
data: data yang telah ditemukan dan telah diinventarisasikan dengan baik,
langkah selanjutnya adalah seleksi data. Data dipisahkan menjadi data yang
baik, data yang kurang baik, dan data yang tidak baik atau nakal.
4. Klasifikasi
data: setelah seleksi dilakukan,data itu diklasifikasi, digolong-golongkan
seperlunya disesuaikan dengan tujuan analisisnya. Data yang telah diklasifikasi
dengan sempurna inilah yang kemudian dapat dikenai metode analisis data.
Artinya pula, hanya setelah data terklarifikasi dengan sempurna analisis data
dapat dilakukan.
G. Aspek-aspek dalam Analisis Data
1. Persyaratan
: beberapa hal yang dipersyaratkan oleh pihak lain di luar kekuasaan penulis/
peneliti.
2. Kendala
: beberapa kelemahan melekat atau constraint yang terjadi di luar kekuasaan
penulis/peneliti.
3. Asumsi
: anggapan-anggapan yang harus dibuat oleh penulis/peneliti demi terwujudnya
sebuah karya ilmiah. Sebuah karya ilmiah harus terwujud hanya karena ada
asumsi-asumsi yang ‘diamini’ atau ‘diiyakan’ oleh peneliti itu sendiri.
4. Tolok
ukur/criteria/parameter/pendekatan : ukuran-ukuran yang digunakan dalam menilai
data ketika data itu dianalisis. Lazimnya ada dua kemungkinan, yaitu
kualitatif, kuantutatif, atau kuantitatif-kualitatif.
5. Ancangan
teori : hampiran/ancangan/kerangka dasar teori yang dipakai sebagai ‘framework’
(kerangka kerja) dan sebagai ‘jendela’ didalam menkaji data. Dengan ancangan
teori yang tepat dimungkinkan terlahir hasil analisis yang juga tepat.
6. Simpulan
: suatu simpulan yang benar, yang mantap, dan lazimnya bersifat deduktif, hanya
akan diperoleh lewat proses analisis yang benar dan mantap,
H. Berpikir Linier dalam Karangan Ilmiah
Berpikir linier merupakan proses
yang paling lazim didalam penyusunan karya ilmiah.. masukan penelitian yang
berupa data penelitian yang siap untuk dianalisis (dengan segala pertimbangan kendala
dan asumsi yang ada) lalu data itu dianalisis, diolah, diinterpretasi,
diuraikan, dipaparkan, dideskripsikan dengan memakai ancangan analisis dan
tolok ukur yang tepat. Jadi alur berpikir yang sedemikian ini bersifat lurus,
berciri linier.
1. Linier
dengan tinjauan kebelakang
Proses
berpikir linier dengan tinjauan kebelakang merupakan mengembangan dari proses
berpikir linier. Setiap persoalan penelitian dipecahkan dengan ‘tinjauan ke
belakang’, tetapi proses penelitian terus dijaga agar bergerak hijau. Umpan
balik atau ‘tinjauan ke belakang’ ini dilakukan setelah kesimpulan tahap akhir
ditemukan.
2. Linier
berulang
3. Linier
melingkar
Pada
proses berpikir linier melingkar ini terjadi umpan balik terhadap tahapan
pemikiran sebelumnya. Setelah penarikan kesimpulan akhir, diadakan tinjauan
kembali atau ‘feedback’ terhadap setiap tahap pemikiran yang telah dilewati.
Pada setiap tahap yang sedang berlangsung diadakan tinjauan terhadap pemikiran
selanjutnya.
SIMPULAN
Secara
keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan, yaitu
sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh masyarakat
akademik. Adapun yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah akademik
adalah:
1. ihwal
latar belakang masalah dan rumusan masalah
2. ihwal
tujuan penulisan
3. ihwal
hipotesis
4. ihwal
abstrak
5. cara
kerja penyusunan karangan ilmiah, empat langkah penyediaan data yang terdiri
dari penentuan sumber data, inventarisasi data, seleksi data, dan klasifikasi
data
6. aspek-aspek
dalam analisis data
7. berfikir
linier dalam karangan ilmiah yang terdiri linier dengan tinjauan ke belakang,
linier berulang, dan linier melingkar
DAFTAR
PUSTAKA
Rahardi,
Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga, 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar