Minggu, 09 Maret 2014

sistem pertahanan hewan belut listrik (electric eel) :\



SISTEM PERTAHANAN HEWAN
“ BELUT LISTRIK “



 
Disusun oleh               : Muryaningsih (130801400)
Mata kuliah                 : Biologi Umum
Dosen pengampu        : LM Ekawati Purwijantiningsih, S.Si.M.Si

UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA
2013

A. Klasifikasi Ilmiah Belut Listrik
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas Super: Osteichthyes
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Gymnotiformes
Famili: Gymnotidae
Genus: Electrophorus
Spesies: E. electricus
Nama binomial: Electrophorus electricus
B. Gambaran Umum Belut Listrik
Belut Listrik banyak ditemukan di daerah Amazon, Amerika Selatan. Panjangnya bisa mencapai 1-2 meter, dan beratnya bisa mencapai 20 kg. Bentuk tubuh belut listrik, hampir 7/8 bagian tubuhnya berupa ekor. Belut listrik biasanya berbentuk silinder dan bewarna abu-abu, hitam, coklat atau hijau tua. Karena gigi mereka yang kurang biasanya belut listrik menelan mangsanya secara langsung. Mata belut listrik sangat kecil. Ia tidak bisa melihat dengan baik. Penglihatannya sangat buruk, tetapi ia memiliki lubang lubang kecil di kulitnya. Lubang lubang itu berguna sebagai sensor untuk mengetahui dimana mangsa berada. Sistem pertahanan yang dimiliki belut listrik adalah adanya tegangan listrik didalam tubuhnya.
C. Mekanisme Pertahanan
Belut listrik mampu mengendalikan besarnya tegangan listrik yang dihasilkan tergantung keperluan. Belut ini menghasilkan pancaran listrik dalam suatu alat khusus di ekornya. Belut listrik menggunakan ujung ekornya sebagai kutub positif baterai dan ujung kepala bertindak sebagai kutub negatif. Listrik ini dipancarkan melalui ribuan pori-pori di punggungnya Melepaskan sekitar 600 volt listrik ke predator. Namun hewan lain tidak terganggu karena mereka tidak bersentuhan langsung dengan ekor dan kepala belut.
D. Senyawa Dalam Belut Listrik
Mempunyai bentuk organ listrik seperti piringan kecil yang memproduksi lendir disebut elektrosit, tersusun dan menyatu di bagian atas dari susunan lain yang sejajar. Pada umumnya, semua piringan menghadap arah yang sama yang memuat 150 atau 200 piringan setiap susunannya. Prinsip kerja piringan listrik ini secara efektif mengubah sel-sel seakan seperti baterai-baterai kecil berupa lempengan-lempengan kecil yang horizontal dan vertikal (5000 buah). Tegangan listrik tiap baterai kecil ini tidak besar, tetapi jika semua baterai dihubungkan secara berderet (seri), akan diperoleh tegangan listrik sekitar 650 volt.
Ketika ikan beristirahat, otot-otot yang tidak berhubungan belum aktif. Namun jika menerima pesan dari saraf, akan segera bekerja secara serentak untuk mengeluarkan daya listrik. Pada saat itu, voltase semua piringan listrik atau elektrosit menyatu, sehingga mampu menghasilkan daya listrik sampai 650 volt. Ujung ekor bertindak sebagai kutub positif baterai dan ujung kepala bertindak sebagai kutub negatif. Arus listrik sekitar 1 ampere yang ditimbulkan oleh tegangan listrik yang tinggi ini akan mengalir dan membunuh mangsa.
E. Reaksi Belut Terhadap Musuh
Sebenarnya belut listrik tidak agresif. Untuk navigasi, tegangan listrik yang dikeluarkan kecil. Dia bahkan mampu mengatur kekuatan panel-panel listrik pada tubuhnya untuk mendapat tegangan listrik kecil dan tegangan listrik besar sesuai kebutuhannya. Tetapi ketika bertemu musuh atau mangsanya, akan memberikan tegangan semaksimal mungkin melalui kepala dan ekornya yang ditempelkan pada tubuh musuh atau mangsanya itu. Ia akan menghasilkan kejutan listrik secara maksimal ketika terkejut atau  terganggu.
Saat terganggu, ia mampu menghasilkan guncangan listrik terputus-putus selama satu jam lebih secara terus menerus. Belut listrik mampu membunuh pemangsanya dengan memberi mereka kejutan listrik dari jarak 2 meter. Untuk itu, ia butuh energi yang besar. Tapi tak butuh waktu lama untuk menghasilkan listriknya, cukup dua hingga tiga per seribu detik.
DAFTAR PUSTAKA
Very. 2012. 7 Hewan Yang Mempunyai Kekuatan Listrik Mematikan. http://lukevery.blogspot.com/2012/01/7-hewan-yang-mempunyai-kekuatan -listrik.html  ( 5 Desember 2013)
Isnaeni, Wiwi. 2006.  Fisiologi Hewan . Penerbit Kanisius, Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar